Senin, 13 Agustus 2012

Khianatku


Aku dan kamu. Kita adalah sepasang muda-mudi yang sedang jatuh cinta. Berjalan ditepi pantai, diiringi debur ombak yang menyapu pasir putih. Duhai indahnya, dunia ini terasa milik kita berdua.

Di jalan itu kamu rangkul aku. Dekapanmu seolah kamu takut kehilangan aku. Dan malam itu kamu berkata seraya berbisik “aku ingin katakan sesuatu padamu”. Aku hanya diam tak menjawab, berharap kamu melanjutkan bicara. Lalu kamu bertanya kepadaku “maukah kau naik perahu dan ikut bersamaku? aku akan membawamu mengarungi samudra menuju pulau bahagia. Disana kita akan hidup bersama anak-anak kita”.

Mungkin kamu pikir aku akan bahagia dengar kata-kata itu. Ternyata tidak bagiku. Walaupun aku sedang jatuh cinta namun aku masih memiliki logika. “Bagaimana bisa aku ikut denganmu jika aku harus khianati Tuhanku. Bukankah aku bisa lebih mengkhianatimu jika Tuhanku saja mampu aku khianati” begitu pikirku saat itu dalam hati.

“Maaf, aku tak bisa naik perahu bersamamu. Sesungguhnya arah tujuan kita berbeda. Tidak ada pulau bahagia bagi kita” jawabku.

“Ada, aku akan membawamu kesana. Naiklah perahuku dan ikutlah bersamaku” desakmu.

“Sekali lagi maaf, aku tidak bisa ikut denganmu” jawabku seraya pergi meninggalkanmu.


2 komentar:

  1. Jadi naek perahu laen atau berenang neng? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Akhirnya naek perahu laen yang sama tujuannya hehe :D
      Thanks ya udah berkunjung

      Hapus