Jumat, 27 Februari 2015

Obsesi Masa Lalu




Aku menatap kearahnya. Gadis kecil itu melintas depan warung sekolah. Entah siapa namanya. Gadis dengan rambut sebahudan ikat rambut merah ditangan kanannya itu sangat menarik perhatianku. Ah...ingin sekali aku berkenalan dengannya, tapi aku malu. “Apa mungkin dia mau berteman denganku?” Hatiku bertanya-tanya. Lalu akupun mencari tahu nama gadis itu bertanya pada temanku.

Mungkin salah satu alasan mengapa aku semangat berangkat sekolah, karena aku ingin bertemu dengannya, atau bahkan hanya menatapnya saja dari jauh.
Rasa suka mulai muncul dihatiku. Perasaan seorang anak laki-laki yang baru mulai beranjak remaja. Bisa jadi aku mulai terobsesi dengan gadis itu. Namun apa daya, aku tak punya keberanian untuk mengungkapkannya. Aku hanya mampu menatapnya dan memendam segala rasa. Entah apakah gadis itu menyadarinya atau tidak.

Hingga akhirnya kami melanjutkan sekolah masing-masing. Sekolah kami terpisah, namun rasa itu tak pernah terpisah dari hatiku. Rasa yang tumbuh dihati yang lugu.

Dan waktupun terus berlalu...
Membiarkan semua rasa masa lalu terkunci rapat direlung hatiku. Aku menjalani hidupku, dengan jalanku.

Hingga saat pertemuan reuni dengan teman-temanku, aku merasa seperti ada yang mengetuk hatiku, ingin rasanya kubuka sedikit saja untuk sekedar mengetahui rasa itu. Apakah masih tersimpan disana. ‘Rasa lama’ itu...

Akupun bertanya kabarnya pada teman-temanku. Kabar tentang gadis kecil yang dulu sempat menjadi perhatianku. Sedikit kecewa, sepertinya waktu yang membiarkan rasa itu tetap tersimpan dihatiku. Tak ada kabar tentangnya.

Minggu sore itu, sebuah undangan pertemanan muncul diponselku. Rasa tak percaya menyelimuti pikiranku. Bahkan aku anggap semua ini hanya mimpi. Kucoba sadarkan diri, ternyata ini bukan mimpi. Ini asli...
Sebuah nama yang dulu aku cari-cari, kini muncul sendiri.

Aku menyapanya dan kamipun banyak bercerita lewat chat bbm tentang kisah hidup kita masing-masing. Sungguh aneh memang, padahal aku belum pernah bicara dengannya. Namun rasanya aku seperti sudah mengenalnya lama. Kami pun asyik berbagi cerita. Sampai aku dapati ternyata ‘rasa lama’ yang sudah 20 tahun tersimpan rapi direlung hati, akhirnya muncul dan membuka pintu sendiri.

Ku ungkapkan semua rasa itu padanya. Pada gadis kecil yang kini telah dewasa. Dengan penuh kedewasaannya dia terima semua ungkapan perasaan itu. Dia mendengarkan, dia menyimak semua cerita, dan dia menerima segala rasa itu dalam bentuk sanjungan.

Ah...entahlah apa yang dipikirannya saat ini. Yang pasti aku sudah lega. Sudah aku ungkapkan semua rasa yang sudah 20 tahun aku simpan rapi dan aku kunci didalam hati.

Dan kini... sosok itu ada dihadapanku.
Ingin aku memelukmu walau aku tak bisa memilikimu
Wahai obsesi masa lalu...


Rawamangun, 25.02.2015