Aku menatap kearahnya. Gadis kecil itu melintas depan warung sekolah. Entah siapa namanya. Gadis dengan rambut sebahudan ikat rambut merah ditangan kanannya itu sangat menarik perhatianku. Ah...ingin sekali aku berkenalan dengannya, tapi aku malu. “Apa mungkin dia mau berteman denganku?” Hatiku bertanya-tanya. Lalu akupun mencari tahu nama gadis itu bertanya pada temanku.
Mungkin salah satu alasan
mengapa aku semangat berangkat sekolah, karena aku ingin bertemu dengannya,
atau bahkan hanya menatapnya saja dari jauh.
Rasa suka mulai muncul
dihatiku. Perasaan seorang anak laki-laki yang baru mulai beranjak remaja. Bisa
jadi aku mulai terobsesi dengan gadis itu. Namun apa daya, aku tak punya
keberanian untuk mengungkapkannya. Aku hanya mampu menatapnya dan memendam
segala rasa. Entah apakah gadis itu menyadarinya atau tidak.
Hingga akhirnya kami
melanjutkan sekolah masing-masing. Sekolah kami terpisah, namun rasa itu tak
pernah terpisah dari hatiku. Rasa yang tumbuh dihati yang lugu.
Dan waktupun terus
berlalu...
Membiarkan semua rasa
masa lalu terkunci rapat direlung hatiku. Aku menjalani hidupku, dengan
jalanku.
Hingga saat pertemuan
reuni dengan teman-temanku, aku merasa seperti ada yang mengetuk hatiku, ingin
rasanya kubuka sedikit saja untuk sekedar mengetahui rasa itu. Apakah masih
tersimpan disana. ‘Rasa lama’ itu...
Akupun bertanya kabarnya
pada teman-temanku. Kabar tentang gadis kecil yang dulu sempat menjadi
perhatianku. Sedikit kecewa, sepertinya waktu yang membiarkan rasa itu tetap
tersimpan dihatiku. Tak ada kabar tentangnya.
Minggu sore itu, sebuah
undangan pertemanan muncul diponselku. Rasa tak percaya menyelimuti pikiranku. Bahkan
aku anggap semua ini hanya mimpi. Kucoba sadarkan diri, ternyata ini bukan
mimpi. Ini asli...
Sebuah nama yang dulu aku
cari-cari, kini muncul sendiri.
Aku menyapanya dan
kamipun banyak bercerita lewat chat bbm tentang kisah hidup kita masing-masing.
Sungguh aneh memang, padahal aku belum pernah bicara dengannya. Namun rasanya
aku seperti sudah mengenalnya lama. Kami pun asyik berbagi cerita. Sampai aku
dapati ternyata ‘rasa lama’ yang sudah 20 tahun tersimpan rapi direlung hati,
akhirnya muncul dan membuka pintu sendiri.
Ku ungkapkan semua rasa
itu padanya. Pada gadis kecil yang kini telah dewasa. Dengan penuh
kedewasaannya dia terima semua ungkapan perasaan itu. Dia mendengarkan, dia
menyimak semua cerita, dan dia menerima segala rasa itu dalam bentuk sanjungan.
Ah...entahlah apa yang
dipikirannya saat ini. Yang pasti aku sudah lega. Sudah aku ungkapkan semua
rasa yang sudah 20 tahun aku simpan rapi dan aku kunci didalam hati.
Dan kini... sosok itu ada
dihadapanku.
Ingin aku memelukmu walau
aku tak bisa memilikimu
Wahai obsesi masa lalu...
Rawamangun, 25.02.2015
Haru,sedih bercampur senang dan bahagia,tpi bagaimana sikap dan perasaan gadis kecil itu yg saat ini beranjak dewasa,apkah biasa biasa aja,atau penuh dg keberpuraan yg membuat sakit hti seorg anak laki laki iyu,kembali hny alloh swt dan dirinya yg mengetahui,smg pertemuannya itu bsa merajut kebersamaan wlw tnp bsa memiliki satu sama lain,,,,keren postinganya,#20th
BalasHapus