Jumat, 01 November 2013

Sendirian



Sendirian disini bukan berarti jomblo, bukan… lebih mirip film home alone tapi gak punya musuh. Bayangkan ya, pagi ini, diruangan yang sebesar ini, saya cuma sendiri. Pikiran saya langsung melayang ---> rasanya begini x ya kalo hidup sendirian, enak sih, mau ngapa-ngapain bebas, suka-suka gw, terserah gw mau mau ngapain aja, tapi lama kelamaan bosen juga. Manusia kan makhluk sosial, butuh juga seseorang  yang peduli, pengen ada yang merhatiin, bisa berbagi atau apalah istilahnya. Gak kebayang betapa bosennya hidup kayak itu ---> itu baru di dunia ya, gimana di liang kubur, didunia yang ruangannya besar kayak gini aja bosennya minta ampun kalo sendirian, apalagi didalam kuburan yang gelap dan sempit. Kok jadi mikirin kuburan sih, hih merinding. Mending nyalain tv ama setel musik biar gak sepi.



Selasa, 01 Oktober 2013

Ayo Bangun Sayang!



Bak seorang Putri Tidur yang belum mampu membuka mata lantaran belum ada seorang Pangeran yang mencium sang Putri. Atau seperti Pangeran yang sedang dininabobokkan oleh bidadari-bidadari cantik nan baik hati. Membiarkan jiwa terbang entah kemana, melayang meninggalkan dunia nyata. Bermain dengan  ilusi dan fantasi didunia lain. Lantas untuk apa terbuai hidup senang dan bahagia jika itu hanya di alam mimpi, di alam khayal yang tak berujung. 

Ayo bangun sayang! Ciptakan realita cinta dan bahagiamu di dunia nyata. Buaian alam mimpi akan merenggut waktumu.

Ayo bangun sayang! Gunakan waktumu, waktu yang seharusnya kamu rasakan bahagia yang sesungguhnya, bahagia yang nyata.

Ayo bangun sayang! Hidup ini hanya sebentar sayang, jangan kamu sia-siakan waktumu hanya untuk terlelap.

Ayo bangun sayang! Jangan biarkan yang lain sudah mencapainya sementara kamu baru memulainya.

Ayo bangun sayang! Waktumu sudah habis!




Kamis, 19 September 2013

Bintang Itu Selalu Ada



Ditengah lapangan rumput kita duduk berdua, menengadah menatap indahnya langit malam bertaburan bintang-bintang. Oh, andai saja aku dapat menggapai sebuah bintang. “Lihatlah! Bintang itu yang paling terang” kataku sambil menunjuk sebuah bintang. Dan kamu bilang padaku untuk apa aku mengagumi bintang. Bintang hanya mampu menghiasi malam, kamu takkan pernah temukan dia disiang hari. Bagi aku kamu salah, aku menganggap bahwa bintang selalu ada. Walaupun siang hari, bintang akan tetap selalu ada, namun dibelahan bumi yang lain. Dia tetap menghiasi disetiap malam tanpa peduli dibelahan bumi mana kamu berada.




Rabu, 19 Juni 2013

Saya Bukan Rumana



Malam itu, seperti biasa saya pulang kerja naik angkot. Kebetulan angkot yang saya tumpangi sepi penumpang, cuma ada seorang pemuda yang duduk disamping bang supir (karena supirnya masih muda, kalo udah tua saya panggil ‘pak’).  Saya duduk pas dibelakang bang supir. Saya melamun sambil menatap jalanan sementara si pemuda dan bang supir bersenda gurau. Mungkin mereka berteman, pikir saya. Angkot melaju kemudian berhenti didepan sebuah mall dekat lampu merah. “Neng, tunggu bentar ya. Nyari sewa untuk setoran abang” sapa si bang supir lewat kata spion depan. Tanpa menjawab saya cuma mengangguk. 

Sejenak kemudian si pemuda itu nyapa juga “Rum, kok bengong aja sih, lagi mikirin apa Rum?” sambil lihat kebelakang. Siapa lagi kalo bukan saya yang diajak bicara. Cuma saya sendiri penumpangnya saat itu. Walau agak takut akhirnya saya putuskan menjawab sapaan pemuda itu. “Eh gak bengong kok bang, lagi liat jalanan” jawab saya sekenanya. “Ah kok keliatannya kayak lagi mikirin masalah berat, udah Rum, gak usah dipikirin. Hidup emang berat, kalo dipikirin malah tambah puyeng. Bawa santai aja Rum” kata si pemuda itu. Duh sotoy banget nih orang, pikir saya lagi. “Saya gak lagi mikir apa-apa kok bang, cuma capek aja pulang kerja” jawab saya lagi. “Kok Rum hari gini baru pulang sih, emang rumahnya dimana?” tanya si pemuda itu. Modus banget mau kenalan, pikir saya lagi. “Eh itu tadi lagi banyak kerjaan bang jadi pulang malem deh, rumah saya di Bekasi bang” jawab sekenanya lagi. 

Karena gak ada penumpang yang naik, akhirnya angkot melaju. Sebenernya saat itu saya waswas banget tapi kalo saya gak jawab sapaan mereka malah dikira sombong trus nanti dikerjain lagi, gawat. “Kok gak minta jemput suami sih Rum?” tanya pemuda itu lagi. Tuh kan modus, pikir saya lagi. “Kalo saya dijemput, ya saya gak naik angkot ini bang hehehe” saya coba becanda untuk cairin suasana. “Wah berarti belum punya suami tuh Mar” bang supir ikut-ikutan nimpalin. Si pemuda itu tersenyum. Saya nahan senyum. “Wah enak kali ya Mar kalo punya bini bisa cari uang sendiri, bisa bantuin laki gitu, gak kayak bini ane yang kerjaannya tinggal nyadong aja” curhat si bang supir. Ini si abang supir logatnya orang Betawi banget. “Ya kan emang seharusnya perempuan begitu bang, laki yang nyari nafkah, perempuan yang kelola” timpal saya gak mau kalah. “ Tuh Mar, lu kalo nyari bini yang bisa nyari duit” si bang supir nasehatin temennya.

Gak terasa angkotnya udah sampai di terminal. Selamat, pikir saya. Saat saya kasih ongkos ke abang supir si pemuda itu bilang “Rum, salam aja deh dari saya, abang Umar bin Haji Ahmad Alaydrus, anak betawi asli”. Spontan saya jawab “Waalaikum salam, oiya bang, nama saya bukan Rumana tapi Jumena, panggil aja Njum” pffft saya nahan ngakak sambil ngeloyor pergi. Pemuda itu bengong trus langsung ngakak juga.



Sabtu, 11 Mei 2013

Copet Teriak Copet



    Lebih banyak cerita yang bisa dibagi ketika kita berkendaraan umum daripada berkendaraan pribadi. Lagi-lagi saya mau cerita tentang pengalaman saya di angkot, bus tiga per empat tepatnya. Dibilang bus tapi agak kecil, seperti metromini tapi agak besar. Trayek bus ini jurusan Pulo Gadung – Cikarang. Jika naik bus ini saya lebih merasa seperti naik wahana kora-kora di dunia fantasi.

  Pagi itu bus antar kota di pintu tol Bekasi Timur 2, supir terus menaikan penumpang hingga berhimpit-himpitan. Saya berdiri dengan tangan bergantung. Kondisinya sangat penuh dan sesak. Seorang ibu berseragam dishub menatap saya agak lama, seperti sedang memberikan sinyal kode saat segerombolan orang naik berjejalan kedalam bus itu. “ow ok” saya menerima sinyal itu. Saya merapatkan tas dan mulai mengalihkan pandangan ke arah lain. Lagi-lagi saya dapati seorang Bapak sedang menatap saya agak lama. Dia duduk disebelah seorang perempuan yang membawa ransel besar. Dan sinyal kode pun tertangkap lagi.

  Dalam perjalanan di tol semua baik-baik saja, cuaca yang panas membuat orang memilih bengong dengan pikirannya masing-masing. Hanya saja ada seseorang bertato dilengan yang sibuk berjongkok untuk mengambil ‘barangnya’ yang sepertinya jatuh ditengah kerumunan penumpang bus. Tak ada yang curiga. Sampai di pintu keluar tol banyak penumpang yang mulai turun. Agak sedikit lengang, tidak berdesakan terlalu rapat seperti tadi.

   Hingga terjadi keributan penumpang dibagian belakang bus, seorang wanita yang merasa kehilangan dompetnya. Wanita yang membawa ransel besar itu sepertinya marah-marah karena kehilangan dompetnya, ia menuduh lelaki dihadapannya yang mencopet dompetnya. Di tengah keributan tsb, dibagian depan bus seorang wanita sadar bahwa dirinyalah yang sebenarnya telah kecopetan. Hp tipe Blackberrynya telah berpindah tangan. Ia meminta supir bus untuk minggir sejenak kemudian ia melaporkan pada polantas yang kebetulan bertugas tak jauh dari jalan itu. Wanita ber-ransel besar bukannya gembira dengan kedatangan polisi, malah terlihat cemas dan panik. Ia buru-buru turun kemudian pergi.

    Setelah pelaporan dari wanita yang kehilangan hp itu berujung pada penggeledahan bus dan penumpangnya, termasuk saya. Wanita itu menuduh dengan yakinnya bahwa laki-laki disebelahnya yang telah mencopet. Sayangnya barang bukti tidak didapatkan setelah penggeledahan. Pastinya barang itu sudah berpindah tangan entah sama siapa. Pencopet itu sepertinya merasa aman. Namun raut wajahnya nampak tidak seaman pikirannya.

    Selesai penggeledahan, akhirnya tidak ditemukan apa-apa. Polisi sudah berusaha namun tidak ditemukan barang bukti karena memang sudah banyak penumpang yang turun sebelumnya. Bapak yang duduk disebelah wanita ber-ransel besar tadi nyeletuk pada penumpang lain “mungkin barangnya sama mbak yang kehilangan dompet kali, kok dia gak lapor malah ngeloyor pergi”. Sepertinya ia tahu sesuatu tapi terlambat memberitahu. Mungkin takut, karena pelakunya banyak, bisa jadi dia nanti yang dituduh jika membongkar kejahatan tsb.

    Bus pun mulai melanjutkan perjalanannya menuju terminal. Laki-laki bertato itu duduk disebelah saya. Dengan wajah yang agak berkeringat, ia membuka topi dan menghela nafas ‘hhhhmmmmppphh’ yah seperti itulah. Helaan nafas yang menandakan bahwa ia telah keluar dari masalah besar yang menakutkan. Helaan nafas lega. Dan meyakinkan saya bahwa ia adalah salah seorang pelaku pencopet. Kemudian saya berpikir sejenak, mungkin saja benar ‘barang’ tsb berada ditangan wanita ber-ransel besar tadi, pasalnya ia tak melapor malah justru terlihat cemas saat polisi menghampiri bus, lalu ia kemudian pergi. Karena alibinya, gak mungkin kan orang mengira seorang wanita pelakunya karena dia sendiri kehilangan barang. Keren ya modusnya, copet teriak copet.

(mungkin) Dalam dunia percopetan, modus ini adalah modus andalan yang paling sering terjadi di kancah perangkotan. Modusnya ‘copet teriak copet’ yang dilakukan oleh lebih dari 3 pelaku copet. Jadi hati-hati jika naik angkot, bus atau kendaraan umum lainnya. Bagi kamu yang keseringan naik kendaraan pribadi, berikut tips naik kendaraan umum :

  • Jika dalam angkot, ada seseorang yang memberikan tatapan ‘aneh’ ke kamu, jangan langsung marah. Mungkin aja tuh orang mau memberikan sinyal kode ke kamu kalo kamu sedang jadi target operasi para pencopet. Biasanya orang itu sudah tau komplotan copet yang mau operasi bukan karena dia temennya tuh copet, tapi karena tiap hari naik angkot jurusan yang sama. Jadi sudah hafal tipe para pencopet.
  • Jangan bawa barang berharga kalo kamu niat naik angkot, bawa aja uang secukupnya buat ongkos. Jangan pakai perhiasan yang mencolok,  jangan sok-sok nunjukin gadget keren kamu kalo lagi diangkot. Hal ini bisa mengundang niat orang untuk mencopet.
  • Jika kamu bawa tas ransel, mending ditaruh didepan. Selain aman dari tangan jahil, tas itu bisa melindungi badan kamu dari badah orang lain jika harus berdesakan dalam bus.
  • Cari tempat duduk yang aman, dibelakang atau disamping supir bus misalnya.
  •  Dan jangan lupa berdoa saat menaiki kendaraan. Karena sesungguhnya hanya DIA lah sebenar-benarnya pelindung.