Lebih
banyak cerita yang bisa dibagi ketika kita berkendaraan umum daripada
berkendaraan pribadi. Lagi-lagi saya mau cerita tentang pengalaman saya di
angkot, bus tiga per empat tepatnya. Dibilang bus tapi agak kecil, seperti
metromini tapi agak besar. Trayek bus ini jurusan Pulo Gadung – Cikarang. Jika
naik bus ini saya lebih merasa seperti naik wahana kora-kora di dunia fantasi.
Pagi itu bus antar kota di pintu tol
Bekasi Timur 2, supir terus menaikan penumpang hingga berhimpit-himpitan. Saya
berdiri dengan tangan bergantung. Kondisinya sangat penuh dan sesak. Seorang
ibu berseragam dishub menatap saya agak lama, seperti sedang memberikan sinyal
kode saat segerombolan orang naik berjejalan kedalam bus itu. “ow ok” saya
menerima sinyal itu. Saya merapatkan tas dan mulai mengalihkan pandangan ke
arah lain. Lagi-lagi saya dapati seorang Bapak sedang menatap saya agak lama.
Dia duduk disebelah seorang perempuan yang membawa ransel besar. Dan sinyal
kode pun tertangkap lagi.
Dalam perjalanan di tol semua baik-baik
saja, cuaca yang panas membuat orang memilih bengong dengan pikirannya
masing-masing. Hanya saja ada seseorang bertato dilengan yang sibuk berjongkok
untuk mengambil ‘barangnya’ yang sepertinya jatuh ditengah kerumunan penumpang
bus. Tak ada yang curiga. Sampai di pintu keluar tol banyak penumpang yang
mulai turun. Agak sedikit lengang, tidak berdesakan terlalu rapat seperti tadi.
Hingga terjadi keributan penumpang
dibagian belakang bus, seorang wanita yang merasa kehilangan dompetnya. Wanita
yang membawa ransel besar itu sepertinya marah-marah karena kehilangan
dompetnya, ia menuduh lelaki dihadapannya yang mencopet dompetnya. Di tengah
keributan tsb, dibagian depan bus seorang wanita sadar bahwa dirinyalah yang
sebenarnya telah kecopetan. Hp tipe Blackberrynya telah berpindah tangan. Ia
meminta supir bus untuk minggir sejenak kemudian ia melaporkan pada polantas
yang kebetulan bertugas tak jauh dari jalan itu. Wanita ber-ransel besar
bukannya gembira dengan kedatangan polisi, malah terlihat cemas dan panik. Ia
buru-buru turun kemudian pergi.
Setelah pelaporan dari wanita yang
kehilangan hp itu berujung pada penggeledahan bus dan penumpangnya, termasuk
saya. Wanita itu menuduh dengan yakinnya bahwa laki-laki disebelahnya yang
telah mencopet. Sayangnya barang bukti tidak didapatkan setelah penggeledahan. Pastinya
barang itu sudah berpindah tangan entah sama siapa. Pencopet itu sepertinya
merasa aman. Namun raut wajahnya nampak tidak seaman pikirannya.
Selesai penggeledahan, akhirnya tidak
ditemukan apa-apa. Polisi sudah berusaha namun tidak ditemukan barang bukti
karena memang sudah banyak penumpang yang turun sebelumnya. Bapak yang duduk
disebelah wanita ber-ransel besar tadi nyeletuk pada penumpang lain “mungkin
barangnya sama mbak yang kehilangan dompet kali, kok dia gak lapor malah
ngeloyor pergi”. Sepertinya ia tahu sesuatu tapi terlambat memberitahu. Mungkin
takut, karena pelakunya banyak, bisa jadi dia nanti yang dituduh jika
membongkar kejahatan tsb.
Bus pun mulai melanjutkan perjalanannya
menuju terminal. Laki-laki bertato itu duduk disebelah saya. Dengan wajah yang
agak berkeringat, ia membuka topi dan menghela nafas ‘hhhhmmmmppphh’ yah
seperti itulah. Helaan nafas yang menandakan bahwa ia telah keluar dari masalah
besar yang menakutkan. Helaan nafas lega. Dan meyakinkan saya bahwa ia adalah
salah seorang pelaku pencopet. Kemudian saya berpikir sejenak, mungkin saja
benar ‘barang’ tsb berada ditangan wanita ber-ransel besar tadi, pasalnya ia
tak melapor malah justru terlihat cemas saat polisi menghampiri bus, lalu ia
kemudian pergi. Karena alibinya, gak mungkin kan orang mengira seorang wanita
pelakunya karena dia sendiri kehilangan barang. Keren ya modusnya, copet teriak
copet.
(mungkin)
Dalam dunia percopetan, modus ini adalah modus andalan yang paling sering
terjadi di kancah perangkotan. Modusnya ‘copet teriak copet’ yang dilakukan
oleh lebih dari 3 pelaku copet. Jadi hati-hati jika naik angkot, bus atau
kendaraan umum lainnya. Bagi kamu yang keseringan naik kendaraan pribadi,
berikut tips naik kendaraan umum :
- Jika dalam angkot, ada seseorang yang memberikan tatapan ‘aneh’ ke kamu, jangan langsung marah. Mungkin aja tuh orang mau memberikan sinyal kode ke kamu kalo kamu sedang jadi target operasi para pencopet. Biasanya orang itu sudah tau komplotan copet yang mau operasi bukan karena dia temennya tuh copet, tapi karena tiap hari naik angkot jurusan yang sama. Jadi sudah hafal tipe para pencopet.
- Jangan bawa barang berharga kalo kamu niat naik angkot, bawa aja uang secukupnya buat ongkos. Jangan pakai perhiasan yang mencolok, jangan sok-sok nunjukin gadget keren kamu kalo lagi diangkot. Hal ini bisa mengundang niat orang untuk mencopet.
- Jika kamu bawa tas ransel, mending ditaruh didepan. Selain aman dari tangan jahil, tas itu bisa melindungi badan kamu dari badah orang lain jika harus berdesakan dalam bus.
- Cari tempat duduk yang aman, dibelakang atau disamping supir bus misalnya.
- Dan jangan lupa berdoa saat menaiki kendaraan. Karena sesungguhnya hanya DIA lah sebenar-benarnya pelindung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar