Selasa, 22 November 2011

Filosofi Bebek

Kamu semua pasti tahu yang di maksud dengan bebek. Unggas yang sangat lezat bila digoreng, dipanggang, maupun di buat masakan lainnya. Bebek adalah binatang jenis unggas dalam keluarga Animalia. Anatomi bebek adalah berciri yakni berparuh lonjong melebar dan pipih. Bentuk kakinya menyerupai ayam tetapi terdapat selaput diantara jari-jari kakinya yang digunakan untuk mengayuh / berenang cepat dalam air.

Tapi apakah kamu tahu filosofi yang dapat diambil dari seekor bebek. Hiduplah seperti bebek berenang. Filosofinya, hidup ini selalu terlihat tenang padahal didalamnya riuh kepak kaki mengayuh sekuat tenaga untuk bisa mencapai tempat yang diinginkan laksana seekor bebek berenang di sungai.

Bebek adalah binatang penyabar, hewan yang sangat mampu bersosialisasi dalam satu kelompok yang bagaikan peleton pasukan yakni saya menyebutnya pasukan bebek. Meskipun bebek adalah hewan dengan tingkat kecerdasan tidak melebihi seekor anjing yang mudah dilatih, bebek ternyata masih mempunyai naluri untuk tanggap dengan lingkungannya dan untuk bertahan hidup serta saling menyayangi. 

Seringkali kita terbiasa mendengar istilah “cuek bebek” yang terkadang kita artikan dengan suatu sikap tidak peduli pada lingkungan. Tetapi jika ditelaah lagi, sikap cuek pada bebek memiliki suatu persamaan karena bebek memang hewan penyabar, dan oleh karena kesabarannya saya menyebutnya cuek bebek. Terkadang dengan kecuekannya si bebek dengan santainya menyeberang jalan yang dilalui oleh kendaraan.

Dalam refleksi ini saya ingin menyampaikan bahwa kita sebagai manusia yang paling istimewa di bumi semestinya kita belajar bersabar, tidak mengeluarkan amarah terhadap situasi dan kondisi yang sepele, serta kita tidak boleh secuek bebek itu, semestinya harus tanggap terhadap lingkungan dengan sikap sabar, pikiran positif dan bersikap tenang dalam menghadapi hidup.

Berusahalah selalu belajar berpikir positif untuk kebaikan jiwa dan raga kita sendiri maupun orang-orang di sekitar kita. Agar orang lain selalu melihat hidup kita selalu tenang walaupun sebenarnya kecamuk tenaga, hati dan pikiran berusaha sekuat mungkin untuk mencapai tujuan.

Ini adalah sebuah refleksi agar kita dapat terus belajar memperbaiki diri menjadi orang yang lebih baik di lingkungan kita. Belajar untuk bersabar, bersyukur, berusaha maksimal dalam mencapai tujuan hidup. Mulailah dari diri kita sendiri!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar