Sendirian
disini bukan berarti jomblo, bukan… lebih mirip film home alone tapi gak punya
musuh. Bayangkan ya, pagi ini, diruangan yang sebesar ini, saya cuma sendiri. Pikiran
saya langsung melayang ---> rasanya begini x ya kalo hidup sendirian, enak
sih, mau ngapa-ngapain bebas, suka-suka gw, terserah gw mau mau ngapain aja, tapi
lama kelamaan bosen juga. Manusia kan makhluk sosial, butuh juga seseorang yang peduli, pengen ada yang merhatiin, bisa
berbagi atau apalah istilahnya. Gak kebayang betapa bosennya hidup kayak itu
---> itu baru di dunia ya, gimana di liang kubur, didunia yang
ruangannya besar kayak gini aja bosennya minta ampun kalo sendirian, apalagi didalam
kuburan yang gelap dan sempit. Kok jadi mikirin kuburan sih, hih merinding. Mending
nyalain tv ama setel musik biar gak sepi.
Jumat, 01 November 2013
Selasa, 01 Oktober 2013
Ayo Bangun Sayang!
Bak
seorang Putri Tidur yang belum mampu membuka mata lantaran belum ada seorang
Pangeran yang mencium sang Putri. Atau seperti Pangeran yang sedang dininabobokkan
oleh bidadari-bidadari cantik nan baik hati. Membiarkan jiwa terbang entah
kemana, melayang meninggalkan dunia nyata. Bermain dengan ilusi dan fantasi didunia lain. Lantas untuk
apa terbuai hidup senang dan bahagia jika itu hanya di alam mimpi, di alam
khayal yang tak berujung.
Ayo
bangun sayang! Ciptakan realita cinta dan bahagiamu di dunia nyata. Buaian alam
mimpi akan merenggut waktumu.
Ayo
bangun sayang! Gunakan waktumu, waktu yang seharusnya kamu rasakan bahagia yang
sesungguhnya, bahagia yang nyata.
Ayo
bangun sayang! Hidup ini hanya sebentar sayang, jangan kamu sia-siakan waktumu
hanya untuk terlelap.
Ayo
bangun sayang! Jangan biarkan yang lain sudah mencapainya sementara kamu baru
memulainya.
Ayo
bangun sayang! Waktumu sudah habis!
Kamis, 19 September 2013
Bintang Itu Selalu Ada
Ditengah
lapangan rumput kita duduk berdua, menengadah menatap indahnya langit malam
bertaburan bintang-bintang. Oh, andai saja aku dapat menggapai sebuah bintang.
“Lihatlah! Bintang itu yang paling terang” kataku sambil menunjuk sebuah bintang.
Dan kamu bilang padaku untuk apa aku mengagumi bintang. Bintang hanya mampu
menghiasi malam, kamu takkan pernah temukan dia disiang hari. Bagi aku kamu
salah, aku menganggap bahwa bintang selalu ada. Walaupun siang hari, bintang
akan tetap selalu ada, namun dibelahan bumi yang lain. Dia tetap menghiasi
disetiap malam tanpa peduli dibelahan bumi mana kamu berada.
Rabu, 19 Juni 2013
Saya Bukan Rumana
Malam
itu, seperti biasa saya pulang kerja naik angkot. Kebetulan angkot yang saya
tumpangi sepi penumpang, cuma ada seorang pemuda yang duduk disamping bang
supir (karena supirnya masih muda, kalo udah tua saya panggil ‘pak’). Saya duduk pas dibelakang bang supir. Saya
melamun sambil menatap jalanan sementara si pemuda dan bang supir bersenda
gurau. Mungkin mereka berteman, pikir saya. Angkot melaju kemudian berhenti
didepan sebuah mall dekat lampu merah. “Neng, tunggu bentar ya. Nyari sewa untuk
setoran abang” sapa si bang supir lewat kata spion depan. Tanpa menjawab saya cuma
mengangguk.
Sejenak
kemudian si pemuda itu nyapa juga “Rum, kok bengong aja sih, lagi mikirin apa Rum?”
sambil lihat kebelakang. Siapa lagi kalo bukan saya yang diajak bicara. Cuma saya
sendiri penumpangnya saat itu. Walau agak takut akhirnya saya putuskan menjawab
sapaan pemuda itu. “Eh gak bengong kok bang, lagi liat jalanan” jawab saya
sekenanya. “Ah kok keliatannya kayak lagi mikirin masalah berat, udah Rum, gak
usah dipikirin. Hidup emang berat, kalo dipikirin malah tambah puyeng. Bawa
santai aja Rum” kata si pemuda itu. Duh sotoy banget nih orang, pikir saya
lagi. “Saya gak lagi mikir apa-apa kok bang, cuma capek aja pulang kerja” jawab
saya lagi. “Kok Rum hari gini baru pulang sih, emang rumahnya dimana?” tanya si
pemuda itu. Modus banget mau kenalan, pikir saya lagi. “Eh itu tadi lagi banyak
kerjaan bang jadi pulang malem deh, rumah saya di Bekasi bang” jawab sekenanya
lagi.
Karena
gak ada penumpang yang naik, akhirnya angkot melaju. Sebenernya saat itu saya waswas
banget tapi kalo saya gak jawab sapaan mereka malah dikira sombong trus nanti
dikerjain lagi, gawat. “Kok gak minta jemput suami sih Rum?” tanya pemuda itu
lagi. Tuh kan modus, pikir saya lagi. “Kalo saya dijemput, ya saya gak naik
angkot ini bang hehehe” saya coba becanda untuk cairin suasana. “Wah berarti
belum punya suami tuh Mar” bang supir ikut-ikutan nimpalin. Si pemuda itu
tersenyum. Saya nahan senyum. “Wah enak kali ya Mar kalo punya bini bisa cari
uang sendiri, bisa bantuin laki gitu, gak kayak bini ane yang kerjaannya
tinggal nyadong aja” curhat si bang supir. Ini si abang supir logatnya orang
Betawi banget. “Ya kan emang seharusnya perempuan begitu bang, laki yang nyari
nafkah, perempuan yang kelola” timpal saya gak mau kalah. “ Tuh Mar, lu kalo
nyari bini yang bisa nyari duit” si bang supir nasehatin temennya.
Gak
terasa angkotnya udah sampai di terminal. Selamat, pikir saya. Saat saya kasih
ongkos ke abang supir si pemuda itu bilang “Rum, salam aja deh dari saya, abang
Umar bin Haji Ahmad Alaydrus, anak betawi asli”. Spontan saya jawab “Waalaikum
salam, oiya bang, nama saya bukan Rumana tapi Jumena, panggil aja Njum” pffft saya
nahan ngakak sambil ngeloyor pergi. Pemuda itu bengong trus langsung ngakak
juga.
Sabtu, 11 Mei 2013
Copet Teriak Copet
Lebih
banyak cerita yang bisa dibagi ketika kita berkendaraan umum daripada
berkendaraan pribadi. Lagi-lagi saya mau cerita tentang pengalaman saya di
angkot, bus tiga per empat tepatnya. Dibilang bus tapi agak kecil, seperti
metromini tapi agak besar. Trayek bus ini jurusan Pulo Gadung – Cikarang. Jika
naik bus ini saya lebih merasa seperti naik wahana kora-kora di dunia fantasi.
Pagi itu bus antar kota di pintu tol
Bekasi Timur 2, supir terus menaikan penumpang hingga berhimpit-himpitan. Saya
berdiri dengan tangan bergantung. Kondisinya sangat penuh dan sesak. Seorang
ibu berseragam dishub menatap saya agak lama, seperti sedang memberikan sinyal
kode saat segerombolan orang naik berjejalan kedalam bus itu. “ow ok” saya
menerima sinyal itu. Saya merapatkan tas dan mulai mengalihkan pandangan ke
arah lain. Lagi-lagi saya dapati seorang Bapak sedang menatap saya agak lama.
Dia duduk disebelah seorang perempuan yang membawa ransel besar. Dan sinyal
kode pun tertangkap lagi.
Dalam perjalanan di tol semua baik-baik
saja, cuaca yang panas membuat orang memilih bengong dengan pikirannya
masing-masing. Hanya saja ada seseorang bertato dilengan yang sibuk berjongkok
untuk mengambil ‘barangnya’ yang sepertinya jatuh ditengah kerumunan penumpang
bus. Tak ada yang curiga. Sampai di pintu keluar tol banyak penumpang yang
mulai turun. Agak sedikit lengang, tidak berdesakan terlalu rapat seperti tadi.
Hingga terjadi keributan penumpang
dibagian belakang bus, seorang wanita yang merasa kehilangan dompetnya. Wanita
yang membawa ransel besar itu sepertinya marah-marah karena kehilangan
dompetnya, ia menuduh lelaki dihadapannya yang mencopet dompetnya. Di tengah
keributan tsb, dibagian depan bus seorang wanita sadar bahwa dirinyalah yang
sebenarnya telah kecopetan. Hp tipe Blackberrynya telah berpindah tangan. Ia
meminta supir bus untuk minggir sejenak kemudian ia melaporkan pada polantas
yang kebetulan bertugas tak jauh dari jalan itu. Wanita ber-ransel besar
bukannya gembira dengan kedatangan polisi, malah terlihat cemas dan panik. Ia
buru-buru turun kemudian pergi.
Setelah pelaporan dari wanita yang
kehilangan hp itu berujung pada penggeledahan bus dan penumpangnya, termasuk
saya. Wanita itu menuduh dengan yakinnya bahwa laki-laki disebelahnya yang
telah mencopet. Sayangnya barang bukti tidak didapatkan setelah penggeledahan. Pastinya
barang itu sudah berpindah tangan entah sama siapa. Pencopet itu sepertinya
merasa aman. Namun raut wajahnya nampak tidak seaman pikirannya.
Selesai penggeledahan, akhirnya tidak
ditemukan apa-apa. Polisi sudah berusaha namun tidak ditemukan barang bukti
karena memang sudah banyak penumpang yang turun sebelumnya. Bapak yang duduk
disebelah wanita ber-ransel besar tadi nyeletuk pada penumpang lain “mungkin
barangnya sama mbak yang kehilangan dompet kali, kok dia gak lapor malah
ngeloyor pergi”. Sepertinya ia tahu sesuatu tapi terlambat memberitahu. Mungkin
takut, karena pelakunya banyak, bisa jadi dia nanti yang dituduh jika
membongkar kejahatan tsb.
Bus pun mulai melanjutkan perjalanannya
menuju terminal. Laki-laki bertato itu duduk disebelah saya. Dengan wajah yang
agak berkeringat, ia membuka topi dan menghela nafas ‘hhhhmmmmppphh’ yah
seperti itulah. Helaan nafas yang menandakan bahwa ia telah keluar dari masalah
besar yang menakutkan. Helaan nafas lega. Dan meyakinkan saya bahwa ia adalah
salah seorang pelaku pencopet. Kemudian saya berpikir sejenak, mungkin saja
benar ‘barang’ tsb berada ditangan wanita ber-ransel besar tadi, pasalnya ia
tak melapor malah justru terlihat cemas saat polisi menghampiri bus, lalu ia
kemudian pergi. Karena alibinya, gak mungkin kan orang mengira seorang wanita
pelakunya karena dia sendiri kehilangan barang. Keren ya modusnya, copet teriak
copet.
(mungkin)
Dalam dunia percopetan, modus ini adalah modus andalan yang paling sering
terjadi di kancah perangkotan. Modusnya ‘copet teriak copet’ yang dilakukan
oleh lebih dari 3 pelaku copet. Jadi hati-hati jika naik angkot, bus atau
kendaraan umum lainnya. Bagi kamu yang keseringan naik kendaraan pribadi,
berikut tips naik kendaraan umum :
- Jika dalam angkot, ada seseorang yang memberikan tatapan ‘aneh’ ke kamu, jangan langsung marah. Mungkin aja tuh orang mau memberikan sinyal kode ke kamu kalo kamu sedang jadi target operasi para pencopet. Biasanya orang itu sudah tau komplotan copet yang mau operasi bukan karena dia temennya tuh copet, tapi karena tiap hari naik angkot jurusan yang sama. Jadi sudah hafal tipe para pencopet.
- Jangan bawa barang berharga kalo kamu niat naik angkot, bawa aja uang secukupnya buat ongkos. Jangan pakai perhiasan yang mencolok, jangan sok-sok nunjukin gadget keren kamu kalo lagi diangkot. Hal ini bisa mengundang niat orang untuk mencopet.
- Jika kamu bawa tas ransel, mending ditaruh didepan. Selain aman dari tangan jahil, tas itu bisa melindungi badan kamu dari badah orang lain jika harus berdesakan dalam bus.
- Cari tempat duduk yang aman, dibelakang atau disamping supir bus misalnya.
- Dan jangan lupa berdoa saat menaiki kendaraan. Karena sesungguhnya hanya DIA lah sebenar-benarnya pelindung.
Langganan:
Postingan (Atom)