Yeay…ketemu
lagi kita hehehe… saya punya cerita nih. Cerita tentang pengalaman saya menuju
istana di negeri khayangan (halah…)
Tiap kali pergi
dan pulang kerja saya selalu diantar dan dijemput oleh bang Jepri. Ojek Pribadi
yang cukup dibayar dengan cinta dan kasih sayang (ejiyeee...)
Tapi kali ini
saya gak mau cerita tentang bang Jepri. Ada hal lain yang lebih menarik yang
ingin saya tulis. Tentang pasangan, yap…pasangan hidup kita atau mereka. Suatu
hal yang sempat menggelitik pikiran saya.
Sore itu sepulang kerja, saya naik angkot menuju ke terminal melewati
sebuah pasar. Seperti biasa, supir angkot berkali-kali berhenti untuk
menaik-turunkan penumpangnya. Sebelum masuk ke area pasar, supir angkot
berhenti untuk menunggu penumpang (istilah kerennya ‘ngetem’)
Saya dikagetkan oleh suara perempuan yang sangat lantang, dengan
membawa sapu ijuk, diacungkannya sapu tsb lalu dipukul-pukulkan kearah seorang
laki-laki yang saya pikir adalah suaminya. Perempuan itu berteriak sambil
marah-marah “ELO YE…GAK TAU DIRI, BUKANNYA PULANG MALAH ENAK-ENAKAN NONGKRONG
DISINI. NOH ANAK LO UDAH 2 HARI GAK MAKAN. KERJA YANG BENER LO, BUKANNYA CUMA
NONGKRONG-NONGKRONG….(bla..bla..bla…gak jelas). Sang suami perlahan mundur
sambil menangkis pukulan istrinya. Hal ini menjadi sebuah tontonan orang
banyak. Semua orang yang nongkrong didepan tukang bubur kacang ijo itu gak ada
yang berani melerai. Dan sejenak kemudian angkot yang saya tumpangi pun melaju.
Yang ada dipikiran saya saat itu adalah ‘bukankah sebagai seorang istri
harus berbakti pada suami, betapa durhakanya perempuan tsb’. Ooh tapi gak…gak…
saya gak boleh menjudge orang seperti itu. Semua ada sebab akibatnya kenapa
perempuan bisa seperti itu. Laah, pasangannya aja seperti itu. Coba ya, kalo
suaminya itu bertanggung jawab, bekerja dengan baik, menafkahi anak istrinya,
berbagi waktu dengan keluarga, dan membimbing mereka. Dijamin deh pasti istri
dan anaknya gak akan durhaka terhadapnya. Tapi kalo suaminya suka
nongkrong-nongkrong gak jelas daripada mendidik anak-anaknya dirumah apalagi
sampai gak menafkahi anak istrinya, wajar aja kalo anak istrinya durhaka
terhadapnya (gak boleh juga sih sebenernya hehe…)
Namanya
juga manusia, terkadang gak mampu menahan emosi dan menyalurkannya kedalam
hal-hal yang baik.
Ngapain juga
sih pusing-pusing saya pikirin. Toh itu bukan masalah saya. Tapi setidaknya
saya bisa tulis dan share pikiran saya pada kalian
Karena
sesungguhnya wanita baik-baik adalah untuk laki-laki baik-baik
Laki-laki
baik adalah untuk wanita baik-baik (pula)
Dan
wanita keji adalah untuk laki-laki keji
Laki-laki
keji adalah untuk wanita keji (pula)