Rabu, 05 Desember 2012

Aku dan Hujan


Saat hujan datang, lihatlah ke luar jendela
coba hitung titik air yang jatuh dari langit
Sebanyak itulah aku merindukanmu...

Saat kesunyian menyerang, aku selalu merindukan hujan,
karena di tiap bulirnya aku menitipkan kenangan ....

Tak ada senandung semerdu rinaimu,
hujan…izinkan aku berdansa dengan wangi tanah
yang meniupkan wangi aroma tubuhmu ...

Aku dan Hujan berpacu, siapa yang lebih cepat mengusap airmatamu…

Jangan lagi rintik hujan ini menyiksa, 
aku hanya ingin kita bahagia tanpa ada lagi air mata juga genangan di hati kita...

 
Derasnya hujan, mengetuk dan mengusik masa lalu yang sudah lama aku lupa,
atau setidaknya sudah tak mau aku ingat lagi, kamu...

Biarlah hujan bercerita tentang rintik sepi, dan aku bersembunyi di balik tirainya…

Lirih hati menangis, dengarkah engkau wahai pemilik rindu merana? 
kepadamu puisi hujan selalu tercipta, menatap rintiknya dari balik jendela...

Kelak di suatu waktu di masa depan. Hujan & luka sepakat berbaikan.
Sementara kenangan hadir dengan senyuman….

Ku berikan hatiku, kau serahkan rintikmu dan ragamu, 
hujan…biarkan lautan membawamu

( anonymous )





Tidak ada komentar:

Posting Komentar