Saat hujan datang, lihatlah ke
luar jendela
coba hitung titik air yang jatuh dari langit
Sebanyak itulah aku
merindukanmu...
Saat kesunyian menyerang, aku selalu merindukan hujan,
karena di tiap bulirnya aku menitipkan kenangan ....
Tak ada senandung semerdu rinaimu,
hujan…izinkan aku
berdansa dengan wangi tanah
yang meniupkan wangi aroma tubuhmu ...
Aku dan Hujan berpacu, siapa yang lebih cepat mengusap
airmatamu…
Jangan lagi rintik hujan ini menyiksa,
aku hanya ingin
kita bahagia tanpa ada lagi air mata juga genangan di hati kita...
Derasnya hujan, mengetuk dan mengusik masa lalu yang
sudah lama aku lupa,
atau setidaknya sudah tak mau aku ingat lagi, kamu...
Biarlah hujan bercerita tentang rintik sepi, dan aku
bersembunyi di balik tirainya…
Lirih hati menangis, dengarkah engkau wahai pemilik rindu
merana?
kepadamu puisi hujan selalu tercipta, menatap rintiknya dari balik
jendela...
Kelak di suatu waktu di masa depan. Hujan & luka
sepakat berbaikan.
Sementara kenangan hadir dengan senyuman….
Ku berikan hatiku, kau serahkan rintikmu dan ragamu,
hujan…biarkan lautan membawamu
( anonymous )